Dalam sebulan terakhir, Hacker Bjorka menjadi salah satu ‘identitas’ yang sangat ramai dibicarakan oleh masyarakat Indonesia. Bjorka mengaku telah berhasil membobol data-data penting penduduk Indonesia, hingga mengklaim sudah mendapatkan informasi pribadi tokoh-tokoh penting di Indonesia. Tetapi, sebenarnya siapakah sosok dibalik Hacker Bjorka, dan apakah motif dibalik aksinya tersebut?

Kemunculan pertama kali Hacker Bjorka terjadi pada bulan Agustus silam, dimana ia memberikan pernyataan di situs breached.to bahwa lebih dari 100 juta data penduduk Indonesia telah dijual olehnya. Sebuah angka yang tidak main-main tentunya. 

Tak sampai disitu, ia juga diyakini memiliki lebih dari 1 miliar data registrasi SIM Card telepon seluler di Indonesia, meliputi nama, NIK, dan nomor telepon pribadi. Teranyar, Bjorka juga meyakini bahwa dirinya sudah berhasil membobol data-data penting lembaga, instansi, hingga tokoh-tokoh penting di Indonesia. 

Bahkan, dokumen milik lembaga sekaliber Badan Intelijen Negara (BIN) pun diklaim sudah mampu diakses oleh Bjorka, meski pada akhirnya dibantah oleh Juru Bicara BIN. Hingga saat ini, ia terkenal dengan identitasnya sebagai seorang hacker yang mampu ‘mengacaukan’ pemerintah Indonesia berkat aksi pembobolan data-data penting olehnya.

Sejatinya, Bjorka sempat mengaku bahwa dirinya merupakan seorang hacker yang berasal dari Warsawa, sebuah kota kecil di Polandia. Sama seperti para hacker pada umumnya, ia tampil ke publik sebagai seorang anonim dan menunjukan kehebatannya dalam membobol sistem keamanan secara ilegal.

Bjorka rupanya memiliki alasan khusus dibalik aksinya yang secara spesifik menyerang pemerintahan Indonesia. Ia membeberkan bahwa dirinya memiliki seorang teman di Warsawa yang berasal dari Indonesia. 

Bjorka merasa terkejut setelah mendengar cerita temannya mengenai seberapa ‘kacau’ nya Indonesia. Oleh karena itulah, Bjorka secara sengaja memainkan peran sebagai hacker yang membobol dan membocorkan data-data mengenai Indonesia demi ‘membela’ rekannya tersebut.

Belakangan ini, identitas asli dari Bjorka diklaim sudah berhasil teridentifikasi oleh Tim Cyber Mabes Polri. Bjorka dipercaya tidak berasal dari Polandia, melainkan berdomisili di Kota Madiun dan memiliki inisial MAH serta berusia 21 tahun. 

Sayangnya, MAH terbukti bukanlah identitas asli dari hacker Bjorka. Ia dikabarkan hanya menyediakan sarana bagi Bjorka untuk mengunggah konten setelah menjual channel Telegramnya. MAH pun terancam akan dijerat Undang-undang Informasi Transaksi Eletronik (ITE).

Hacker Bjorka sendiri menyebut bahwa pemerintah Indonesia melakukan kekeliruan dalam pengambilan informasi di Dark Tracer. Bjorka bahkan menertawai penangkapan pemuda di Madiun yang dipercaya sebagai dirinya. Padahal, Bjorka masih melakukan aktivitas dan nampak online di Channel Telegram miliknya serta Breached Forum. 

Hingga artikel ini diturunkan, belum ada informasi lebih lanjut mengenai identitas dan profil lengkap dibalik sosok Hacker Bjorka. Sementara itu, masyarakat Indonesia sendiri justru seakan mendukung aksi yang dilakukan Bjorka sebagai bentuk protes terhadap lemahnya keamanan siber pemerintah.

Menarik untuk dinanti, apakah pemerintah Indonesia melalui Tim Cybernya dapat mengungkap aktor dibalik Hacker Bjorka? Ataukah Bjorka mampu melakukan aksi pembobolan yang lebih ‘gila’ lagi?